CUMEDAK
Kukunyah jantungmu di petang hari
Sebelum mantra jadi genta
Merebut riak dan guruh arus
Kureguk peluh asin darahmu
Sebelum embun menitik direntangan
usus
Di tegalan penuh gundukan celatong
Di udara ranggas tempat harapan
menetas
Di pantat molekmu kusesap irisan
paku
Kujelang hidup-matiku dengan
lengking saronen
Kutimang dan kubujuk Tuhan
Dengan senandung tembang tandak
Agar lenggang sapi karapanku tak
tergelincir
Dari bukit punggung kapur
BANYUATES
Ia bawa raganya
Menapaki jalan-jalan asing
dan gulita
Tak ada titik terang ke mana
mesti pulang
Sepanjang jalan
Setiap Simpang
Senantiasa
ia jumpai jelapang
Ia bawa raganya
Tinggalkan impian piatu pada
kemarau
Kesunyian kekal bagi rahasia
musim
Jauh di seberang
Tempat ia leburkan tangis
Agar sanak-cucu tak harus
nafaskan keluh
Sekali waktu
Ia terkurung
Di tahun-tahun keramat
Seribu sembilan ratus sembilan
puluh delapan
Sampang, seumpama tempat pulang
Pembuangan dukun santet
0 komentar:
Posting Komentar