Home » » Puisi-Puisi Suryatno Sastroatmodjo

Puisi-Puisi Suryatno Sastroatmodjo


Solitude

Dalam nyala lilin meredup hati kuncup
daku terbenam keresahan, dan tengadah
manikmata membedah dunia makin beku.
Sepenggal sosok kekinian yang tanggal
dari hayat bergantung lesu
Temaram. Tapi layup yang memburu deru
serasa angin masih punya pembujuk

pada dinding malam langut.
Semak demi semak tak tersiangi
tanpa watas gema langkah.
Ah, mengiang dan menggeletar ini cemas. mengguna.
Semak semak berserak. Menghantu di hati ungu.
Tengadah. Alangkah sementara.
awan awan berlari dikejauhan. Terai bagai.
Tapaknya memantul lorong.
Tiada apa apa. Amut. Telungkup djaman.
Mengacau dikekeluan.

Sebuah Pondok Ditengah Hutan

Bagai tawanan tengadah dengan setatap malam berbagai
Ia berlindung dibapah keasingan yang makin ringkih dan ringkih
Wujud kepapaan pabila dahan dahan menekan hati yang bangkit
Alangkah riap sepi wingit mengait kakilangit
Maka diri lebih layak terbanta sunyi.
Sesudah buat yang kesekian kali, meraba tiang tiang sengketa.
Sebuah pondok ditengah hutan
            Kuyu ketuaan meski taktampak jaman berlari
-namun bukanlah aku korban yang mesti terkorbankan
oleh lengah yang dimungkinkan matahari mati?-
Kalau malampun istirah, tiada langit, tiada bumi lebih
nyata kalau menyusur pagi, tiada cahaya lebih berarti.
Angan angan tiarap. Pondok menguasai hidup tanpa bayangan
Hai. Betapa ngeri, ngeri, menanti mati sejauh bekas jejak muda.

                                    Bojongnegoro, April 1970
Share this article :

0 komentar:

 
Support : Jualan Buku Sastra | Jualan Buku Seni dan Budaya |
Copyright © 2013. areamahwiairtawar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger